Kamis, 01 Oktober 2015

Istana Ke Dua




Entah apa yang membuat Asma Nadia mengangkat tema poligami pada novel terbarunya ini. Mungkin saja novel ini adalah ekspresi kegelisahan hatinya dengan santernya pemberitaan tentang poligami yang semakin marak dan terang-terangan selama setahun kebelakang.

Uniknya melalui novel ini Asma Nadia mencoba bersikap adil. Lewat jendela Istana Kedua ia “memandang” poligami dari tiga sisi tokoh utamanya sekaligus. Arini, isteri pertama yang menjadi “korban”, Pras si suami, dan Mei Rose si pihak ketiga. Penggambaran karakter ketiga tokoh sentral ini seimbang, sehingga tidak ada kesan berpihak. Asma seakan mempersilakan pembaca untuk menilai dan memutuskan kepada siapa akan berpihak.

Melalui sosok Arini yang nyaris sempurna, Asma menyelipkan “pembelajaran” bagi kaum perempuan, bahwa menikah itu bukannya tanpa resiko dan persiapan. Bukan saja kesiapan untuk ditinggalkan jika ajal pasangan tiba, tapi juga kesiapan jika pasangan jatuh cinta lagi dan meninggalkan kita karena perempuan lain ( hal 50 ). Simpati untuk “si korban”, dibangun Asma pada bagian akhir novel ketika secara frontal Mei Rose mengintimidasi Arini.

TENTANG NAMA DAN SEBUAH CERITA

Tentang Nama Dan Sebuah Cerita

Dia mengenalkanku dengan seorang gadis SMA bermata sipit, Aisyah Putri. Gadis berjilbab yang lincah, aktif dan punya banyak teman. Aku juga berkenalan dengan keempat kakak lelakinya yang gokil. Vince, yang higienis (calon dokter), Harap, si plontos yang nyentrik, Hamka yang suka naik gunung, dan Iid yang jago karate tapi hobi masak. Hehe.. Dari Aisyah, aku mengenal islam dengan lebih mudah. Renyah tapi penuh makna. Khas remaja.
Di lain hari, dia mengenalkanku dengan Dinda. Seorang gadis yang fotonya mirip dirinya. Mengenal Dinda sungguh membuatku terenyuh. Bagaimana tidak, Dinda adalah potret muslimah tegar yang menghadapi kerasnya kehidupan di lingkungan penuh maksiat (daerah lokalisasi). Kemiskinan yang mendera, bapak yang pemabuk dan penjudi, adik-adik yang butuh belaian kasih sayang, kakak lelaki yang menghilang, dan ibu yang akhirnya meninggal karena sakit. Lengkap sudah penderitaan seorang Dinda. Namun, ia tak menyerah. Hingga akhirnya, Tuhan pun mengulurkan tangan untuk menolongnya.

AKU MAU MENJADI ISTRIMU

Aku Mau Menjadi Istrimu


"Bang, aku ingin menjadi istrimu," pintaku pelan.

Tapi lelaki, tempat cintaku berlabuh setahun ini, bagai tak mendengar. Ia terjerat hari-hari yang sibuk. Pergi pagi, dan pulang ketika senja usai. Tak jarang dini hari baru pintu rumahnya terdengar berderit.

Aku tahu, karena hampir tiap malam aku menunggunya. Kesetiaan, yang membuahkan kantung yang menggelap di bawah mataku.

"Kenapa matamu, Nia? Makin hari makin tak bersinar saja. Jangan terlampau sering begadang."

Mama, seperti juga yang lain, tak pernah mengerti alasanku berjaga tiap malam. Tak ada yang memahami apa yang kutunggu. Kecuali Bandi, tempat cintaku bersandar. Ia tak pernah sekalipun menyinggung soal mataku yang kian cekung. Mungkin karena lelaki seperti dia mengerti jerih payah orang yang mencintai. Kesetiaan yang mengalahkan penglihatan fisik.

Tidak seperti pasangan-pasangan lain, dalam angan kebanyakan orang, kami memang berbeda. Kesibukan Bandi menafkahi keluarganya, membuat lelaki itu harus bekerja ekstra keras. Meskipun begitu, pertemuan kami rutin. Walaupun hanya sebentar sekali.

Di luar waktu kerjanya sebagai wartawan, lelaki itu menyempatkan diri menulis cerpen, puisi, resensi, opini, apa saja, untuk banyak media. Komputer, ia belum punya. Itulah mengapa Bandi rajin berlama-lama di kantor.

Dan sebagai pasangan yang setia, aku harus mengerti.

Sosoknya yang pekerja keras, itu yang membuatku makin terpikat. Jatuh hati kian dalam. Lainnya?

"Abang bisa mengetik di rumah. Kapan saja Abang mau. Tak usah sungkan."

Minggu sore itu, dengan baju kurung yang baru selesai dijahitkan Mama semalam, kami berbincang sebentar di teras rumah. Tapi tawaranku yang tak sepenuhnya tulus, hanya karena ingin bersamanya lebih sering, ditolaknya halus.

"Jangan, Nia. Abang pulang dari kantor sudah malam. Tak enak sama orang tuamu.”

Kalimat tegasnya menunjukkan kemandirian, dan mental yang bukan aji mumpung. Bukan tanpa alasan aku menawarinya mengetik, mengingat kami punya lebih dari enam komputer di rumah. Paviliun rumah memang sejak lama aku jadikan rental komputer dan warnet. Meski awalnya tak setuju karena orangtuaku berpikir kami tak kekurangan uang, toh rental yang kukelola kemudian berjalan semakin baik. Uang mengalir, pelanggan puas. Di sisi lain, aku tak pernah lelah menanti Bandi pulang. Tidak masalah apakah ia pulang lebih awal, seperti yang sesekali terjadi, atau bahkan menjelang pagi. Sosoknya yang kukuh dengan ransel hitam di punggungnya, tak pernah terlewat dari mataku.

CATATAN HATI DI SETIAP DO'AKU

Catatan Hati Di Setiap Do'aku


Catatan Hati Di Setiap Doaku adalah buku National Best Seller yang ditulis secara keroyokan oleh Asma Nadia beserta anggota milispembacaasmanadia@yahoogroups.com dan alumni AsmaNadia Writing Workshop. Sebelumnya buku ini berjudul Catatan Hati di Setiap Sujudku, lalu karena ada beberapa revisi/tambahan isi maka diganti judulnya. Menilik sekilas, gaya penulisan buku ini semacam chicken soup sehingga pembaca mudah larut dalam alur cerita demi cerita yang tersaji di setiap bagiannya dan bahasanya mudah dipahami. Apalagi, isinya juga masalah sehari-hari yang mungkin kita jumpai di sekitar kita. Yang jelas, tetap ada ibroh (hikmah) yang bisa kita petik dari setiap kisahnya. Di sisi lain, pembaca jadi makin tahu mengenai waktu-waktu ijabah doa, amalan-amalan yang menyebabkan doa dikabulkan, kisah-kisah berhikmah, dsb.

Buku ini dibuka dengan tulisan dari Asma Nadia yang berjudul Catatan Doa Seorang Istri. Tulisan pertama ini berisi tentang seorang istri yang tetap sabar dan setia walau suaminya selingkuh dengan wanita lain dan berakhir bahagia karena akhirnya suaminya bertaubat. Sang Istri yakin bahwa Allah mungkin tak selalu memberi yang kita inginkan, tapi Dia selalu menyediakan yang kita butuhkan.

Selain itu, ada kisah menarik lainnya mengenai bisa pergi ke tanah suci hanya dalam kurun waktu 13 bulan sejak menabung pertama.

“ Jangan memaksa kehendak, tetapi menunjukkan keinginan yang kuat itu penting. Menabunglah! Ida akan lihat hasilnya di luar perhitungan. Percaya itu. Jangan hitung rezeki ALLAH dengan kalkulator manusia, ALLAH punya kalkulator yang jauh lebih canggih. “ Subhanallah!

Tulisan favorit saya di buku ini berjudul Doa Sang Pendaki yang ditulis oleh Aeron Tomino (adik Asma Nadia) yang isinya mengenai 4 ABG SMA yang mendaki Gunung Ciremai yang terkenal angker. Nahas, ketika turun gunung, keempat senter yang mereka bawa tidak bisa menyala padahal cuaca tak bersahabat, hujan deras, petir dan kilat sahut-menyahut. Parah, keempat laki-laki tersebut akhirnya terjatuh ke jurang, dua hari mereka berdiam karena tubuh mereka tidak bisa digerakkan, luka di sekujur tubuh, membeku oleh dinginnya cuaca gunung ciremai, berasa hampir mendekati ajal. Alhamdulillah Allah mendatangkan bantuan lewat regu penolong sehingga akhirnya mereka tertolong.

Rabu, 30 September 2015

ASSALAMU'ALAIKUM BEIJING

Assalamu'alaikum Beijing

   
Dewa dan Ra menjalin hubungan pacaran sejak kuliah, dan tinggal selangkah lagi menuju gerbang pernikahan. Tidak disangka ternyata Dewa bersama Anita, rekan kerjanya yang memang telah lama jatuh hati padanya, membuat rencana indah itu harus buyar selamanya, dan Dewa terpaksa menikahi Anita yang hamil akibat dijebak rangsangan seksual oleh Anita untuk melakukan persetubuhan dengannya.
Sementara itu, dalam perjalanannya di Beijing, Asma bertemu dan berkenalan dengan Zhongwen, pemuda yang sangat terkesan dengan kisah cinta sejati Ahei dan Ashima, dan memanggil Asma dengan Ashima, karena menurutnya keduanya memiliki kemiripan wajah.
Lewat pertemanannya dengan Asma, Zhongwen  Islam, dan hidayah akhirnya menuntunnya menjadi mualaf, akibatnya Zhongwen terusir dari keluarga. Bagi Zhongwen, pengorbanannya itu belum seberapa dibandingkan dengan pengorbanan Mush'ab bin Umair, sahabat Nabi Muhammad yang rela melepaskan harta, kedudukan dan kehormatannya demi memperjuangkan agama Islam, dan mati syahid saat berperang melawan kaum musyrikin dalam kondisi kedua tangannya putus ditebas lawan.
banyak mendapat pencerahan tentang
Musibah kemudian menimpa Asma, saat ia divonis menderita sindrom antibodi antifosfolipid. Penyakit yang berhubungan dengan pengentalan darah yang membuatnya harus mengalami kesakitan luar biasa, serangan stroke, sulit bergerak bahkan nyaris buta. Penyakit itu juga membuatnya sangat tidak dianjurkan untuk hamil dan melahirkan.

Jumat, 11 September 2015

perahu kertas

usaha online
Perahu kertas dimulai dengan kisah seorang anak muda bernama Keenan. Ia seorang remaja yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas-nya di Belanda, tepatnya di Amsterdam. Keenan menetap di Negara tersebut selama hampir 6 tahun lamanya, bersama sang nenek. Keenan terlahir dengan cita-cita menjadi pelukis. Namun, ia dipaksa untuk kembali ke Indonesia oleh sang Ayah. Keluarganya tidak mendukung Keenan menjadi seorang pelukis. Ia pada akhirnya memulai perkuliahan di salah satu Universitas di Bandung. Ia mengalah dan memutuskan untuk belajar di Fakultas Ekonomi.

Tokoh sentral lainnya adalah wanita bertubuh mungil bernama Kugy. Ia digambarkan dengan kepribadian yang riang dan ceria. Berbeda dengan Keenan yang cenderung dingin dan kaku. Kugy juga merupakan sosok yang eksentrik pun nyentrik. Ia akan sangat mudah dikenali jika ada di dalam kerumunan. Kugy menggilai dongeng dan kisah klasik. Sedari kecil ia bercita-cita menjadi seorang penulis dongeng. Ia memiliki sejumlah koleksi buku dongeng, ingin penjadi seorang perancang dongen pun juru dongeng. Namun di tengah impiannya yang menggebu, kenyataan memaksanya sadar bahwa penulis dongen bukan profesi yang banyak menghasilkan materi. Kugy dipaksa untuk menyimpan mimpinya demi sebuah rasionalitas pun realisme. Meski demikian, tokoh Kugy ini tidak patah arang. Ia mencintai dunia tulis-menulis. Hal ini yang membuat ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra di salah satu Universitas di Bandung. Tempat kuliah yang sama dengan tokoh lainnya, Keenan.

Pertemuan antara kedua tokoh ini tak terlepas dari tokoh lain yakni Noni dan Eko. Noni tokoh pendukung cerita yang merupakan sahabat dekat Kugy. Sementara itu, Eko adalah sepupu Keenan. Pertemuan pertama Kugy dan Keenan adalah momen dimana Eko dan Noni menjemput Keenan yang baru tiba di Indonesia.